Menyusun Strategi Kampanye Transisi yang Adil
Perubahan iklim membawa dampak yang luas pada berbagai sektor, termasuk dunia kerja. Berbagai kebijakan yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dan mendorong ekonomi berkelanjutan memaksa industri melakukan perubahan besar, seperti beralih dari energi fosil ke energi terbarukan. Namun, di balik upaya ini, pekerja sering menjadi pihak yang paling rentan menghadapi dampak restrukturisasi industri.
Tanpa kesadaran yang memadai tentang hak-hak pekerja, pekerja akan semakin terpinggirkan dalam proses ini. Oleh karena itu, menyusun dan mengembangkan strategi kampanye yang efektif untuk meningkatkan kesadaran pekerja menjadi langkah krusial dalam mewujudkan transisi yang adil. Karena itulah, pada tanggal 9 hingga 10 Februari 2025, KSPI dan KSBSI bekerjasama dengan Danish Trade Union Development Agency (DTDA), menyelenggarakan lokakarya bertema “Menyusun dan Mengembangkan Strategi Kampanye untuk Meningkatkan Kesadaran tentang Hak-Hak Pekerja dalam Perubahan Iklim dan Transisi yang Adil”.
Perubahan besar yang terjadi dalam industri sering kali mengorbankan stabilitas pekerjaan bagi pekerja. Banyak yang menghadapi risiko kehilangan pekerjaan, sementara yang lainnya dituntut untuk memiliki keterampilan baru yang sesuai dengan kebutuhan teknologi ramah lingkungan. Sayangnya, akses terhadap pelatihan ulang, informasi, dan dukungan sosial sering kali terbatas. Pekerja, terutama di sektor energi fosil dan manufaktur konvensional, menghadapi ketidakpastian ekonomi yang tinggi.
Di sisi lain, kurangnya keterlibatan pekerja dalam perumusan kebijakan transisi membuat posisi mereka semakin lemah. Hak-hak pekerja dalam proses restrukturisasi sering kali terabaikan, sementara dampak dari kebijakan lingkungan sering kali tidak dipahami secara menyeluruh oleh mereka yang terdampak langsung. Dalam situasi seperti ini, pekerja membutuhkan informasi yang jelas dan dukungan strategis agar dapat beradaptasi dengan perubahan tanpa kehilangan hak-hak fundamental mereka.
Wakil Presiden KSPI Kahar S. Cahyono menyampaikan, strategi kampanye untuk meningkatkan kesadaran pekerja harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan ini. Kampanye tersebut bertujuan tidak hanya untuk memberikan pemahaman tentang dampak perubahan iklim terhadap ketenagakerjaan, tetapi juga menekankan pentingnya transisi yang adil. Dengan kampanye yang tepat, pekerja dapat memahami hak-hak mereka dalam proses restrukturisasi, seperti perlindungan sosial, akses pelatihan ulang, dan kesempatan kerja di sektor-sektor baru.
Untuk memastikan kampanye berjalan efektif, langkah pertama adalah merumuskan pesan yang jelas dan relevan. Pesan kampanye harus menyoroti dampak perubahan iklim terhadap dunia kerja dan pentingnya hak-hak pekerja dalam transisi yang berkeadilan. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami oleh pekerja dari berbagai latar belakang, sehingga mereka merasa terhubung dengan isu yang disampaikan.

“Media sosial, platform digital, dan materi cetak dapat digunakan secara bersamaan untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Video pendek, infografis, dan cerita langsung dari pekerja yang terdampak dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan kesadaran. Kampanye ini juga perlu melibatkan tokoh-tokoh serikat pekerja atau pemimpin komunitas yang memiliki kredibilitas di mata pekerja,” ujar Kahar.
Selain itu, kampanye tidak boleh berhenti pada penyebaran informasi semata. Dialog interaktif melalui seminar, lokakarya, atau diskusi kelompok terfokus perlu digelar untuk membuka ruang bagi pekerja menyampaikan kekhawatiran dan aspirasi mereka. Dialog ini akan memperkuat rasa memiliki terhadap isu yang sedang diperjuangkan dan memotivasi mereka untuk mengambil langkah proaktif.
Keterlibatan serikat pekerja dalam kampanye juga sangat penting. Serikat pekerja dapat menjadi perpanjangan tangan untuk menjangkau lebih banyak pekerja dan memperkuat advokasi kebijakan. Dengan jaringan yang luas, serikat pekerja mampu menyebarkan informasi dengan cepat sekaligus memperkuat posisi tawar dalam dialog sosial dengan pemerintah dan pengusaha.
Kampanye kesadaran harus diikuti dengan rencana aksi yang konkret untuk memberikan dampak yang nyata. Program pelatihan bagi pekerja dapat menjadi salah satu langkah awal yang efektif. Pelatihan ini harus difokuskan pada keterampilan yang relevan dengan kebutuhan sektor energi terbarukan atau industri ramah lingkungan lainnya. Selain itu, kampanye harus mampu mendorong pemerintah untuk menyediakan perlindungan sosial bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan, seperti tunjangan pengangguran atau skema kompensasi.
Pemerintah juga perlu didorong untuk memperkuat regulasi yang melindungi hak-hak pekerja selama transisi berlangsung. Hal ini mencakup jaminan hak atas pelatihan ulang, akses ke informasi yang transparan, dan perlakuan adil dalam proses restrukturisasi.
Di tingkat lokal, kampanye dapat diarahkan untuk membangun komunitas pekerja yang saling mendukung. Kelompok-kelompok diskusi atau komunitas online dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi, pengalaman, dan strategi menghadapi perubahan. Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan kesadaran, tetapi juga memperkuat solidaritas di antara pekerja.