Seminar

Menguatkan Posisi Tawar Serikat Pekerja untuk Transisi Berkeadilan di Balikpapan

Perubahan iklim dan transisi menuju energi bersih adalah keniscayaan, namun memastikan pekerja tidak tertinggal dalam proses ini adalah keharusan. Workshop yang digelar di Balikpapan pada 16 Oktober 2024 bertema ‘Memperkuat Posisi Tawar Serikat Pekerja dalam Mewujudkan Transisi Berkeadilan’ mempertemukan serikat pekerja, Apindo, dan Kadisnaker Kalimantan Timur untuk menyusun strategi kolaboratif dalam menjaga hak dan kesejahteraan pekerja di tengah perubahan besar ini.

Saat ini, perubahan iklim dan transisi menuju energi bersih bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sudah menjadi sebuah keniscayaan. Sumber daya fosil yang selama ini menopang perekonomian dunia memiliki batasan, dan keberlanjutan lingkungan hidup tidak bisa lagi diabaikan. Seiring dengan kesadaran global yang semakin tinggi akan dampak buruk dari perubahan iklim, maka langkah menuju penggunaan energi terbarukan harus diambil. Namun, kita tidak boleh mengabaikan satu aspek penting dalam perubahan ini: para pekerja. Perlindungan terhadap mereka dan memastikan tidak ada yang tertinggal dalam proses ini adalah suatu keharusan.

Indonesia, terutama di kawasan Kalimantan Timur, memiliki peran besar dalam produksi energi fosil, khususnya batu bara. Banyak pekerja yang menggantungkan hidupnya pada industri ini. Seiring dengan kebijakan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, muncul tantangan besar bagi para pekerja yang selama ini hidup dari industri tersebut. Dampaknya tidak hanya sebatas pada pekerjaan mereka, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi rumah tangga dan komunitas yang selama ini bergantung pada sektor pertambangan.

Dalam diskusi dengan perwakilan Apindo dan Kadisnaker, kami mencoba menggali bersama langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatif dari perubahan ini. Terlepas dari tantangan besar yang akan dihadapi, kita harus yakin bahwa transisi berkeadilan adalah solusi yang memungkinkan. Serikat pekerja, dengan kekuatan kolektifnya, dapat menjadi penggerak utama dalam memastikan perlindungan hak dan kesejahteraan pekerja tetap terjaga di tengah perubahan ini.

Sebagai fasilitator, saya menekankan pentingnya memperkuat posisi tawar serikat pekerja dalam transisi energi. Dengan posisi tawar yang kuat, serikat pekerja dapat memastikan bahwa perubahan menuju energi bersih tetap memperhatikan aspek keadilan sosial bagi para pekerja. Oleh karena itu, workshop ini menjadi ajang untuk merumuskan strategi yang dapat memberikan kekuatan bagi serikat pekerja dalam melakukan negosiasi dengan perusahaan dan pemerintah.

Salah satu topik diskusi utama adalah perlunya memasukkan klausul transisi berkeadilan dalam perjanjian kerja bersama (PKB). Dengan adanya klausul ini, serikat pekerja dapat menjamin bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab dalam melibatkan pekerja dalam proses transisi, termasuk menyediakan pelatihan ulang (re-skilling) dan dukungan bagi pekerja yang terdampak.

Peran pemerintah dalam transisi ini tidak bisa diabaikan. Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Timur, yang hadir dalam workshop, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung langkah-langkah yang memastikan transisi energi ini tidak akan meminggirkan pekerja. Pemerintah akan mendorong perusahaan untuk menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pekerja yang terdampak oleh perubahan ini. Selain itu, ada harapan agar pemerintah memberikan insentif kepada perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan transisi berkeadilan dan melindungi pekerja di sepanjang prosesnya.

Workshop ini bukan sekadar diskusi biasa, melainkan sebuah langkah konkret menuju kesepakatan bersama antara serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah dalam mewujudkan transisi energi yang adil. Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak yang hadir, kita bisa berharap bahwa transisi energi tidak hanya akan membawa dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga bagi keberlanjutan hidup para pekerja.

Pada akhirnya, perubahan menuju energi bersih memang tidak terelakkan, tetapi memastikan tidak ada pekerja yang tertinggal adalah keharusan. Transisi berkeadilan harus menjadi landasan utama dalam setiap langkah yang kita ambil, sehingga masa depan energi yang berkelanjutan juga berarti masa depan yang adil bagi semua pihak. Semoga dengan adanya sinergi antara serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah, kita bisa mewujudkan transisi energi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berkeadilan sosial.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *